Bulu Perindu Sukma
Bulu Perindu sukma mendatangkan jodoh dalam waktu
singkat
Garansi 100 %


Di dalam blog ini akan saya jelaskan tentang khasiat dari Bulu Perindu yang melegenda yang
khasiat utamanya adalah sebagai media pengasihan atau pemikat lawan jenis,baik Pria ataupun
Wanita.
Bulu perindu dapat mengatasi Solusi asmara anda yang kandas,pacar di ambil orang,cinta
bertepuk sebelah tangan, dan semua yang berhubungan dengan asmara ..
Bulu Perindu Asli Kalimantan
http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSJc7gC0B3roJywCjT_rhk3-gExBRhaUu12l3AYhXvKXMsf6_96nA
http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQyXwddpsb8cqY4okcxC2xoHzec4puPCdrX2qxJZBaAcoNT768ZFuRWFBrcZg
mahar tingkat satu 250 ribu plus ongkos kirim 50 ribu
khasiatnya antara lain.. pengasihan, pemikat lawan jenis, penarik simpati, disenangi atasan bawahan, pelaris usaha, pelet, cepat dapat jodoh,mengembalikan pasangan yang selingkuh, cocok untuk pria dan wanita tanpa ritual,puasa dan tanpa pantangan juga bisa di wariskan ke Anak CucuTanpa perlu panjang lebar berikut Testimoni para pemakai Bulu Perindu Sukma.
mahar tingkat Dua 500 ribu plus ongkos kirim 50 ribu
Khusus yang tingkat dua perbedaanya dengan tingkat satu adalah khusus bagi yang sudah berumah tangga atau sudah menikah, mengapa demikian karena power atau bulu perindu tingkat 2 mempunyai power 2x lebih besar dari tingkat 1 karena untuk orang yang sudah menikah rata-rata mempunyai aura yang sudah melemah karena faktor energi cakranya yang meredup akibat sudah seringnya berhubungan badan, jadi di butuhkan kekuatan ekstra untuk menggunakan bulu perindu ini.
kekuatan bulu perindu tingkat 2 ini di fokuskan untuk mengembalikan pasangan yang selingkuh/pergi dengan laki-laki lain atau sudah tidak cinta lagi
khasiatnya antara lain.. pengasihan, pemikat lawan jenis, penarik simpati, disenangi atasan bawahan, pelaris usaha, pelet, cepat dapat jodoh,mengembalikan pasangan yang selingkuh, cocok untuk pria dan wanita tanpa ritual,puasa dan tanpa pantangan juga bisa di wariskan ke Anak CucuTanpa perlu panjang lebar berikut Testimoni para pemakai Bulu Perindu Sukma.

"Bagi Para Pria dan wanita Yang Ingin Berhasil Dalam Mengatasi masalah asmara,jodoh,perselingkuhan,agar di sayang atasan dan juga pelaris usaha,Bisa Menggunakan Bulu Perindu Ini Sebagai Solusi"

"Saya tidak tahu lagi harus mengucapkan apa, kecuali mengacungkan kedua jempol saya untuk Bulu Perindu Sukma Milik Bapak Waluyo , dalam tempo 7 hari saja istri saya yang selingkuh dengan pria lain kembali ke pelukan saya serta memohon ampun dan sungkem kepada saya,
dengan membaca petunjuk Bapak Waluyo langsung saya praktekan saran yang dibilang Beliau dan Alhamdulillah hasilnya cukup memuaskan.
Terima kasih Bapak Waluyo.
Misuanur - cahayase***@yahoo.co.id
Jl. Mojosongo, Jebres, Surakarta, Jateng


"Luar biasa !!! Setelah menggunakan Bulu Perindu, saya bisa bergonta-ganti pasangan akhirnya bisa tersenyum puas.... Silahkan pesen di situs ini, dijamin bikin glegek'en. Dan yang jelas, setelah saya merasakan manfaat dari Bulu Perindu ini, sekarang saya bisa mencari kekayaan yang sungguh mudah dan fantastis !!! Recomendasi reseller boss !!!".
Binsamdony - semestar***@plasa.com
Jl. Raya Cetho - Sukuh, Karanganyar


"Assalamualaikum Wr. Wb Terima kasih abah WALUYO atas paket produknya yang telah kami terima dan setelah kami mencobanya, sangat luar biasa. Dulu sebelumnya setiap kali saya berkumpul dengan istri, selalu saja terjadi pertengkaran, karena masalah tuntutan ekonomi yang membuatanya selalu ingin di cukupi, hasilya selalu ribut dan ribut melulu, setelah memakai Bulu Perindu Bapak Waluyo dan di gunakan buat Pelaris usaha saya di bidang Pecah belah, Alhamdulillah setelah mengikuti saran dan arahan dari Bapak Waluyo Yng kontinyu saya lakukan Alhamdulillah hasilnya sungguh luar biasa, semua kebutuhan saya telah tercukupi. makasih Bapak Waluyo.
Zabidi - zabidiward***@yahoo.com
Playen, Gunungkidul


"Awalnya sebelum menemukan program ini hati saya selalu gelisah bertahun-tahun dengan biaya tidak sedikit mencari jalan pintas namun tidak pernah hasil dan tetap gelisah, akhirnya setelah menerima paket Bulu Perindu dan membacanya ada ketenangan batin, selain Bulu Perindu yg luar biasa, programnya meyakinkan dan masuk akal serta bisa dijalankan dengan mudah, succes untuk Bulu perindu Sukma".
Khoirul- kacuk***@yahoo.com
Jl K.Hasyim 69, Plongan, banyuwangi


"Assalamualaikum Wr. Wb. pak WALUYO Bulu Perindu sudah saya terima. Pertama kami ucapkan kepada Allah karena tidak ada yang lebih kuat kecuali Allah. Dengan sebab dan lantaran Bulu Perindu, Allah memberi tambahan kekuatan kepada saya.
setahun yang lalu saya telah bertunangan dengan seorang wanita, namun 3 bulan belakangan ini tiba2 dia seolah2 sudah tidak ada respon lagi terhadap hubungan kami, dan puncak saat malamtahun baru dia memutuskan hubungan pertunangan, malu ,sedih semua bercampur menjadi satu, saat main ke internet untuk facebookan ternyata menjadi suatu hal yang menjadi pemersatu hunguan saya kembali dengan tunangan saya , tepatnya setelah melihat iklan ini fi facebook, dan saya langsung tertarik dan langsung menghubungi beliau, Alhamdulillah setelah melakukan apa saja yang di paparkan dalam kertas panduan Bulu Perindu , yang memang sangat mudah apalagi tanpa puasa,ritual dan pantangan, Alhamdulillah dalam tempo 3 hari saja tunangan saya langsung memohon ampun kepada saya, berjanji akan selalu bersama selamanya.
terima kasih Pak Waluyo atas Bimbingannya.
ROIHAN - abadipulsa***@ymail.com
Merakurak, Tuban, Jawa Timur
Pembayaran dapat di lakukan ke rekening ini

BNI atas nama WALUYO no rek:0224430064
setelah transfer harap konfirmasi sms ke no 082362939492 pin bb 54C43B96
( WALUYO )
sertakan juga no hp dan alamat lengkap saudara untuk memudah kan pengirimam bulu perindu.
bulu perindu dan tata cara penggunaanya akan di kirim melalui JASA TIKI (titipan kilat)
data:image/jpg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wBDAAkGBwgHBgkIBwgKCgkLDRYPDQwMDRsUFRAWIB0iIiAdHx8kKDQsJCYxJx8fLT0tMTU3Ojo6Iys/RD84QzQ5Ojf/2wBDAQoKCg0MDRoPDxo3JR8lNzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzf/wAARCAAqAHIDASIAAhEBAxEB/8QAHAAAAgMAAwEAAAAAAAAAAAAAAAYEBQcCAwgB/8QAPBAAAgEDAwIDBQMICwAAAAAAAQIDBAURABIhBkEHEzEUIlFhcTJCgSMkM2KRodHjFRYXU2aSlKTB4fH/xAAZAQACAwEAAAAAAAAAAAAAAAAAAgEEBQP/xAAmEQABBAEDAwQDAAAAAAAAAAABAAIDEQQSEyExQWEiUXHhBYHR/9oADAMBAAIRAxEAPwDaaiaOmgeaZlSJFLMzHgAaXT1JU1D/AJlSRJAwDJLVTeXvHPoMfI+pz8uDqB1f1FTCtS2+y106wzLJP5EOVfAyFzkd9pP01VdO3yWdKi5S0tyeSbcQKaEeSijGACeCeOWxn9mq75fVpBV+LFO3uOHwmy29RrPUx01dT+zTSkiFg2+OUjHAbAx6jGRzkYJyM93V19Xpzp+purQef5AXEe/buJIAGcHHr8NVtTQwtQ1cBVyWRsSE52shYKQeOADjtjGrc0VNfLLFDdYIqqKVEd1YZRmGDkfLPI12iPqGvkKvM1o5bwsyPjj/AIe/3v8AL18/txOMDp0f63+XpW8XbfbbV1UtFaqOGmijpUZ0hXaCzE+v4DUrwZsVBfL3Xi60kdVBBTAqkg3AMW/hnW+cfEEG9o4+T/UlCrWg2DxMiufT92vNXa5KantxUFI5fMaQkdvdGNUtB40pU3KGnksUixSyBA0dQHfJOOBtAP7f26meKKUvSfR5h6fiW3PWVaBjTe4XAHIOPlxrJujHqm6ptqUc8sMstSilo2KsRnJGR2wPTXPHxoJY3yaeO3PhQACtj648Tf6rXoW2O1rVHylkZ2nKFd3oCNp129BeIkvVtxnppLWlJFBD5rzCoL98D7o+ffWUeKtX7Z17dTxiN1h/ygDXT0zUVFFb6tYJdq1u1JdvrtUn3c/PPP4a45UUGPhCUjmvPUqxjYpneGN6la3dfEyClrZYKGhFVDGdvnmXYGPfAweNWfSXVNf1DO221LDSIcPUNOTz2AG3k6zPpS0QXu9QUVTOIY2BY9jIB91fn3+mdbJXrDY+m6w0aLDFSUsjoFGMbVJH7xrCxjLKbJ4V3PixsYCJrfV78rOrt4zimuMtPRWYyRROVLTzbGbBweADjTlbusFrrPb7ilvliFWpYxyNgoA23I45HGfxX4jXm2orKmqqfaqmollnJBMsjliSPQ516b6Gic9IWZq2SSeoamjlaSZi7bmG71PfnW7+QxY4Ym6RRWXTWnkWmANwODo1y0azUiqr9QS1tKppnC1UEglhLDgsOx+RBI+Wc840o26po7fWT+an9HSOS0lNJK8SqT6lcZ3ZwORx8PQE3dbcK2K+SwQ1MpZXgEVJ5SlJFY/lGJ27hgZOd2Bj0Poa2e5XeSiU0kj1FUyRNNFNTBVhlMsYMY93gEM45LEABs9zBxy4gghd45tLS0iwvlLLVXVXoqEu8EvuTVZBKRjOSFY/b3Fj8xxn4h2giWGJI41CoihVX4AcDSHHfbrUViyGqNHRSyytD5irDiPbAYwS0T8kM7YwPUjPu41MFwuUklyiWvnZo4pZInhiTEe2TAUq0YIJHGMtu5II40zcdze6WV+voKCyDxOSpruurtIlPO8ayLGrLGSMBF/5J0++AlDJT2+7VE8TxmSZEXepXgA59frpplra6CdIKq4VEVN5cbPV+ShYMVY7eE2gE45x2A9TnXO63qtoDanQTSRON9Rinw0q8DaFPo3O7GRgAn9XWhJkukhEIHtzft+kl8Uk3x8aedLPRwQSS4aSZtiFu23t9dJnhXaqmXrq2vLTTxpAWlLNGQOF+nz1tl3q7mbhDFbn90+W5BQFZBk5XdjjI79uNQoKy51MENYlZWRh6aaXyWgjADLkKCCm79/bjRHkuZj7QA79/pANBYL1BBcK6/XGrNFUt5tVI2RC3ve99PTT50l0fLW+Hs9QIHjr1qpJYw6EMygbSvPxA4/705Ncb5Lb4HoK01E5SV5SskZ27Y1YD9DxyT7uM/rakPfLvSuJJ0klgeqfy9kHOFR/yZwO5CkN3zjtnUZUzsiHZIFfK6RSuieHN6hZXDT18EyTQ09VHLGwZGETblYfhrR79fKi6+GlymjppUrvJEEkHlMW3FlBIGMkEEn/AM1PgqrxPRQxT1VbBVx1iwySezxr5sb+8GwUYDAwOPgdc5LlcVaVTUzJIhYUsQp1IqmDsNrHacegHBGB7x4Os3HxXQPu78K3mZwygLbRHe/pedxZro3At1ZkjA/N3/hr1dbqdaShpqZBhYY1QdsAAAaVZLzeKbcJI5JpHFQ9PiHh/fCohwOCrMOeMqc8nOJdkvFT7TDS3aZ1lCGImeMIZXD4VsDjLKUbA4G4a0syZ+QBYArys8m01aNGjWclRo0aNCFT31Z2ip/LFQ1OJs1C0zFZCmDjBBB+1tJwc4B+mqbyrkWbal0ExC+xF5fcQbm/S4OD2zuycYHJ3acDo04dQUpNqIbxVBYIhWReWSkjO7KpzODnKsCw2A8g+nHrqNLTXtYYEqXrQEfbI8RlcMAHxwkgcjlfvfDOdPejTCShVItKlFS3WO8pUvJN7GZygjaSQts2DBKsxXGc9t3z1BqY7uHrRGLg287i58wFBv4ACybWyP7vaceunnRqBJzdItJb0V2eSGalkqxBEsYZXknV5AWw+1WkODg/fDH4dscmh6gkVj+crNBIKdCsgAlARyZME45JUDPcAnTlo0biLSRWQ1jSU/swvEdKN4l855XJfavoFkV8fa5ztyDgc505QfoU+16D7QOfxzzrt0DSudYUL7o0aNKhGjRo0IX/2Q==
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQmme_dl_uzL75YWXC9GiO2FWfdkPwVFY5NIsbWvcwUfZUT7gJyaq3DzQ

Rabu, 25 Agustus 2010

ARWAH YANG MELAPORKAN KASUS PEMBUNUHAN

Penulis: ADITYA PAMUNGKAS





Sebuah kisah mistis yang fenomenal yang dialami oleh seorang anggota kepolisian yang kini telah pensiun. Suatu ketika dia didatangi sesosok arwah yang melaporkan kasus pembunuhan yang menimpanya....



Aku sedang bertugas malam ketika hujan turun dengan lebatnya. Di luar Pos Resort Kepolisian tempatku bekerja malam itu, keadaan gelap gulita. Udara pun terasa sangat dingin.

Untuk sekedar membuang kantuk, sudah bergelas-gelas kopi pahit kuteguk. Sementara itu, Kopral Harun, rekan anggota yang juga bertugas piket dengannku belum juga muncul. Padahal dia tadi meminta izin hanya sebentar ke luar, dengan alasan hendak membeli rokok dan makanan ringan.

Ketika aku tengah mengenakan jaket untuk sekedar menghangatkan tubuh, tiba-tiba pintu depan diketuk seseorang. Dengan sigap aku berteriak mempersilakan tamu itu masuk. Sejurus kemudian, seorang tua dengan wajah basah terkena air hujan, muncul di hadapanku. Dia berdiri beberapa langka di depan mejaku. Dia memperknelakan namanya, dan mengaku hendak melaporkan terjadinya suatu pembunuhan.

"Apa? Pembunuhan?" tanyaku kepada Sarman, nama lelaki tersebut.

"Ya!" sahut bapak tua itu singkat.

"Apakah Bapak menyaksikannya sendiri?" selidikku.

Sarman menganggukan kepalanya. Lalu dia menceritakan bahwa seorang pelayan yang telah belasan tahun bekerja pada seorang pengusaha kaya, telah dibunuh oleh si penguasaha itu sendiri di bungalow miliknya, tanpa seorang pun yang mengetahuinya. Dan mayat korbannya telah dikuburkan secara rahasia di salah satu sudut pekarangan bungalow itu. Setelah dikuburkan, kemudian di atas kuburan yang tanpa batu nisan itu ditanamai pohon rambutan cangkokan.

"Bagaimana mungkin Bapak tahu persis semua detil persoalan itu?" tanyaku.

"Sebab saya menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri, Pak!" ujarnya.

"Kapan?" desakku.

"Kira-kira satu jam yang lalu," jelasnya.

Ah, ini benar-benar gila! Batinku. Bagaimana mungkin Pak Tua ini bisa mengetahi sedemikian detil sebuah kasus pembunuhan? Atau mungkin, dia hanya bicara ngawur?

"Baiklah, Pak Sarman," ujarku kemudian. "Laporan Bapak sudah saya terima. Dan sudah saya catat seperlunya. Kami akan melakukan penyelidikan dengan seksama."

Ketika Sarman bangkit dan keluar meninggalkan mejaku, muncul Kopral Harun.

"Ada orang yang memberikan pengaduan, rupanya?" tanya Harun ketika dilihatnya aku sedang membaca catatan.

"Ya," sahutku tanpa menoleh. "Apakah kau tidak bertemu dengan orang itu?"

"Di mana?" tanya Harun sambil celingukan.

"Dia baru saja keluar," sahutku.

Harun menggeleng.

"Jadi, kau tidak berpapasan dengannya?" tegasku.

"Tidak!" sahut Harun sambil memandangku dengan penuh keheranan.

"Kusangka dia akan berpapasan denganmu tadi, karena baru beberapa langkah dia meninggalkan mejaku, lalu kau muncul. Bagaimana mungkin kau tidak bertemu dengannya. Bukankah hanya ada satu pintu keluar di kantor kita yang kecil ini?" kataku.

"Aku tidak bohong. Aku memang tidak melihat siapapun ke luar dari sini," sahut Harun. "Kalau memang ada orang, tentunya dia bertemu denganku," balas Harun

Aku mengangkat wajah dan memandang Kopral Harun. Lalu aku menarik napas panjang. Tak terasa bulu kudukku berdiri meremang. Dan aku mulai berpikir sesuatu yang sama sekali jauh dari jangkauan akal sehat.

"Barangkali, dia lebih cepat menghindar, karena takut ketahuan orang. Kau pun tahu, rata-rata pelapor kasus pembunuhan merasa takut diketahui oleh orang lain," ujarku kemudian sambil coba menenangkan perasaan.

Kopral Harun duduk di kursi di depan mejaku, tempat di mana Sarman tadi duduk memberikan laporannya.

"Ya, suatu laporan pembunuhan," kataku lagi. "Orang yang memberikan laporan itu, menyaksikan sendiri pembunuhan tersebut," tambahku

Kopral Harun mengangkat telepon. Tanpa kuminta, dia menghubungi pos jaga dan menanyakan, apakah tadi ada seseorang yang telah meninggalkan pekarangan kantor kepolisian.

"Tidak ada, Kopral," sahut Prajurit Tarigan yang dihubungi.

"Tidak ada?" tanya Kopral Harun lagi penasaran.

"Hujan lebat sekali, siapa yang datang kalau bukan Kopral sendiri tadi?"

Mendengar percakapan tersebut, aku terlonjak dari dudukku. Bulu kudukku semakin berdiri tegak, jantungku berdegup kencang. Kudekati Kopral Harun.

"Aneh sekali kalau begitu," desisku. "Aku yakin ada seorang yang datang melapor tadi. Dan aku telah mencatat laporannya. Tapi bagaimana mungkin petugas jaga sampai tidak menyaksikan ada orang masuk dan keluar barusan?" aku menggelengkan kepala. Wajahku pasti keliahatan sangat tegang.

"Mungkin hantu!" seloroh Kopral Harun. "Atau, Sersan mungkin sedang menghayal?"

Aku menarik napas panjang. "Tidak mungkin hantu, atau aku sedang melamun, Harun," kataku memastikan. "Jelas sekali orang tua itu datang kehujanan. Dia basah kuyup dan wajahnya basah oleh air hujan. Malah kuperhatikan, wajahnya pucat pasi. Mungkin dia ketakutan sekali, karena telah menyaksiakn pembunuhan itu."

Kopral Harus tidak menanggapi apa yang kukatakan itu. Dia kemudian duduk di kursi, menghadap meja tulisnya sendiri.

Hingga beberapa lama aku pun hanya ikut terdiam. Dan entah mengapa, tiba-tiba perutku terasa agak sakit, ingin buang air besar. Kukatakan pada Harun, bahwa aku akan ke kamar mandi.

Belum beberapa lama aku berada di kamar mandi, tiba-tiba aku mendengar ketukan pintu. Suara Harun yang keras bagai berteriak, memanggilku.

"Sersan, orang tua yang bernama Sarman itu datang," katanya.

"Mau apa lagi dia?" tanyaku dari dalam.

"Dia mendesak agar segera dilakukan pemeriksaan terhadap laporan pembunuhan yang dilaporkannya pada Sersan tadi," jawab Harun dari luar pintu kamar mandi.

"Ya, terima sajalah laporannya!" sahutku.

Dan kemudian Kopral Harun pergi. Tak lama, aku juga selesai buang hajat dan keluar dari kamar mandi. Kutemui Harun di kamar kerja kami. Aneh, wajah Harun tampak sangat pucat.

"Ada apa?" tanyaku.

"Aneh sekali!" kata Harun. "Ketika aku kembali, sesudah melaporkan bahwa Pak Sarman datang kepada Sersan, lelaki tua itu sudah tidak ada lagi."

"Lantas, apa saja yang dikatakannya padamu?" tanyaku lagi.

"Dia mendesak, agar segera dilakukan pemeriksaan. Katanya, orang yang melakukan pembunuhan itu esok siang akan terbang ke Singapura!" jawab Kopral Harun.

Aku terdiam, tak tahu apa yang harus diperbuat. "Jadi dia datang lagi, bukan?" ujarku kemudian bagai berkata pada diri sendiri.

"Begitulah kenyataannya," kata Harun. "Dan aku sudah mengecek pada Tarigan, yang bertugas jaga di pintu gerbang kantor. Katanya, lagi-lagi, tidak ada seorang pun yang masuk. Malah tidak ada seorangpun yang melintas rumah jaga yang dikawalnya. Aneh, bukan? Besar kemungkinan, hantu atau arwah yang menjelma, yang melaporkan kejadian pembunuhan itu."

"Entahlah," sahutku dengan bulu kuduk berdiri meremang.

"Lantas, apa tindakan kita?"

"Besok kita laporkan pada komandan."

Namun, Kopral Harun ternyata tidak menyetujui keputusanku. Dia mendesak agar malam itu juga kami melakukan pemeriksaan. Akupun menyetujui usulan ini.

Akhirnya, tanpa perduli pada hujan yang masih turun sedemikian deras, bersama satu regu anggota, kami segera meluncur ke lokasi yang ditunjukkan Sarman, sesuai laporannya.

Aneh, ternyata apa yang dikatakan Sarman memang benar. Di salah satu sudut bungalow yang ditunjukkan Sarman, di bawah pohon rambutan, kami menemukan sesosok mayat yang masih baru. Mayat Sarman! Berdasarkan temuan itu, kami segera menyergap Hendarto, pelakunya.

Dalam pemeriksaan, Hendarto mengakui, memang dialah yang membunuh Sarman. Dan pembunuhan itu dilakukan ketika hujan sedang lebat-lebatnya. Dia melakukan perbuatan keji itu karena Sarman terlalu banyak tahu dengan urusannya. Dan Hendarto pun mengakui, setelah dilakukan penggeledahan dan ditemukan bubuk-bubuk heroin, bahwa dia selama ini melakukan perdagangan barang haram tersebut.

Karena tidak ingin rahasianya bocor, akhirnya dia membunuh Sarman. Sarman sendiri adalah pelayan pribadi di rumahnya. Dia mengajak Sarman ke bungalow, dan kemudian memukul kepalanya dengan benda keras.

"Aneh sekali!" bisik batinku. "Roh dari orang yang barus saja mati, datang sendiri memberikan laporan tentang pembunuhan atas dirinya."

Kini, kisah mistis yang cukup misterius itu sudah lama berlalu, dan aku sendiri sudah pensiun. Namun kedatangan Sarman dengan wajah pucat pasinya saat melaporkan pembunuhan atas dirinya itu, tidak pernah hilang dari pikiranku. Terserah Anda untuk percaya atau tidak terhadap kisah mistis yang kualami ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar